oleh

Khawatir Start Syndrome, KAHMI : Bangun dengan Konsep Pariwisata Berkelanjutan, Utamakan Cultural Richness

Nmcborneo.com, Tana Paser – Kabar seputar Pariwisata Kabupaten Paser menjadi tajuk informasi yang cukup populer pasca berkunjungnya Gubernur Kalimatan Timur, Drs. Ir. H. Isran Noor ke beberapa Destinasi Wisata Strategis yang ada di bumi Daya Taka.

Pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan pada sektor pariwisata kemudian melakukan berbagai upaya terkonsep yang disusun secara komprehensif seperti pembenahan fasilitas hingga turunnya bantuan dari berbagai pihak.

Merespon Hal tersebut, Fadlul Chaliq, Pengurus KAHMI Kab. Paser menyampaikan bahwa momentum tersebut harus bisa menjadi landasan kuat Pemerintah Daerah Kabupaten Paser untuk mendongkrak sektor Industri melalui pariwisata selama masa Pandemi.

“Semoga saja tidak menjadi Start Syndrome, dan setelah ini komunikasi semua pemangku kepentingan harus intens dan terarah, karena Sektor Industri yang tumbuh akan menopang visi Paser MAS menuju Good Governance,” Ungkap Pria yang akrab di sapa Fadel tersebut pada Jum’at, (15/10/21)

Komunikasi yang dimaksudkan adalah skenario dalam menciptakan prosedur yang tepat dalam pengelolaan objek wisata dengan konsep dasar Pariwisata berkelanjutan.

menurutnya, beberapa kegagalan dalam pengembangan objek wisata rata – rata hanya karena konsep yang dibangun tidak memperhitungkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini maupun masa depan termasuk persoalan Biological Diversity, yaitu mendukung segala bentuk sistem konservasi kawasan alam, habitat, dan margasatwa.

Padahal jelas termaktub dalam Undang-Undang Kepariwisataan, di mana kinerja pembangunan pariwisata tidak hanya diukur dan dievaluasi berdasarkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga atas kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan pengangguran dan kemiskinan, pelestarian sumber daya alam/lingkungan, pengembangan budaya, perbaikan atas citra bangsa serta identitas bangsa sehingga dapat mempererat kesatuan.

“Salah satunya kalau kita bicara destinasi wisata di Kabupaten Paser, ada istilahnya Cultural Richness, dimana Kabupaten Paser yang kaya akan khasanah Budaya harus tetap menonjolkan warisan sejarah, budaya otentik, tradisi dan kekhasan destinasi wisata asli Paser sebagai bentuk menghormati dan meningkatkan jati diri Masyarakat Kabupaten Paser.” sambung pria yang juga merupakan wakil ketua bidang DPD KNPI Paser tersebut.

Inilah kemudian yang akan menciptakan Visitor Fulfillment, dimana kita mampu memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjung, termasuk juga adanya pertukaran pengetahuan di dalam kegiatan wisata.

“Setidaknya ada alasan kenapa Visitor harus datang kembali 2, 3 bahkan berkali – kali,”

Fadlul juga menyampaikan perihal dampak Pandemi Covid-19 dua tahun terakhir yang terbilang cukup meluluh lantahkan Ekonomi Masyarakat Kabupaten paser, apalagi bagi mereka yang berada pada sektor ekonomi menengah kebawah.

Di masa Pandemi ini juga dikatakan, pengembangan pada sektor pariwisata akan mampu menjadi pendongkrak perekonomian masyarakat Kabupaten Paser, sederhananya adalah ketika objek – objek wisata tumbuh, secara tidak langsung industri UMKM akan mengikuti dan itu akan merangsang pertumbuhan ekonomi daerah dengan target bisa merangkak naik pada tahun-tahun berikutnya.

“Kita tetap dukung langkah Pemerintah, mari sambut dengan antusias dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas wisata,” pungkasnya. [AR/Redaksi]

Komentar