oleh

Waspada! Dalam 3 Bulan bertambah 12 Penderita HIV/AIDS di Paser, Didominasi Faktor Hubungan Seksual

Tana Paser, Nmcborneo.com – Dalam 3 bulan pertama di 2023, penderita HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/aquired immunodeficiensy syndrome) di Kabupaten Paser telah bertambah 12 orang.

Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan jika dibanding dengan tahun 2022 yang hanya 8 orang dalam setahun dan 2021 sebanyak 2 orang.

“Kalo kami dikesehatan, ini salah satu tanda sangat riskan, resiko tinggi karena baru 3 bulan sudah 12, sedangkan tahun kemarin satu tahun hanya 8 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan I Dewa Made Sudarsana, Jumat (10/3/23).

12 penderita tersebut didominasi laki-laki sebanyak 9 orang dan 3 perempuan tediri dari pasangan gay atau homoseksual, Ibu Hamil dan golongan lainnya. Beruntung, untuk sementara ini tidak ada (bayi yang terpapar) Karena ibu hamil Yang positif diwajibkan melahirkan di rumah sakit.

HIV/AIDS dapat menularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, atau cairan pra ejakulasi.

Mengenai pola penyebaran virus, Dewa mengatakan penderita HIV/AIDS yang ditemukan belakangan ini diketahui lebih banyak tertular HIV melalui hubungan seks.

Meskipun begitu, lanjut Dewa. Tidak menutup kemungkinan juga dapat tertular melalui penggunaan jarum suntik secara bersamaan dan Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.

“Umumnya dimasyarakat penularannya melalui hubungan sex baik dari laki-laki atau perempuan,”

Dalam upaya deteksi dini HIV/AIDS, dilakukan pemeriksaan dengan sasaran para ibu hamil. Tercatat pada 2021, terdapat 5177 ibu hamil yang ditargetkan, sedangkan pada 2022 sebanyak 5221 orang.

“Dari target 2021, yang baru diperiksa itu 4724. Ini ibu hamil yang diperiksa. Dari 4724 yg non reaktif 4722, jadi ada 2 orang yang reaktif dan pada 2022 yang diperiksa 4510, non reaktif 4502, yang reaktif ada 8. Sesuai tes reaktif itu artinya positif ya,” terangnya.

Deteksi dini ini kata Dewa, merupakan upaya menekan resiko penyebaran virus di dalam tubuh. “HIV ini kalau sudah tahap lanjut itu agak susah ditekan penyebarannya karena pasti sudah terkomplikasi. Misal sudah menyerang ginjal atau otak,”

Mendampingi kepala Dinas Kesehatan, Sub koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Eko Ariyanto mengatakan, Pada tahun 2022 penyakit ini telah menyebabkan kematian kepada 7 orang.

“Belum di evaluasi, secara umum di tahun 2022 ada 7 kematian. Sepanjang kematiannya disebabkan karena penyakit penyerta. Karena penderita HIV Imunitasnya yang di serang,”

Eko mengajak masyarakat untuk tidak segan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Menurutnya, karena penyakit ini tergolong privasi. Maka berkaitan dengan diagnosis dan hasil akan dilindungi undang-undang.

“Atas dasar itu hendaknya dihimbaukan atau diberitahukan kepada masyarakat untuk memeriksakan diri karena bagaimanapun ini merupakan upaya deteksi dini apalagi penyakit ini menular,” pungkasnya.

Dilansir dalam laman alodokter.com, (25/10/2021). HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS.

MK/Redaksi

Komentar