Tana Paser, NMC Borneo – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Achmad Safari mengatakan bahwa hampir diseluruh titik lokasi drainase pada wilayah perkotaan Tanah Grogot mengalami penurunan fungsi.
Penurunan tersebut disebabkan karena adanya sedimentasi lumpur dan kerusakan pada drainase yang menyebabkan fungsi drainase tidak dapat berjalan optimal.
“Drainasenya kurang optimal. Perlu pembenahan dan perbaikan,” kata Safari pada Jumat (9/7/23).
Penurunan fungsi tersebut, terang Safari disebabkan karena sedimentasi lumpur karena air yang pengendapan air yang terlalu lama.
“Lumpur, endapan, ada juga drainase yang airnya tidak mengalir sampai berubah wana menghitam,” terangnya.
Keberadaan drainase khususnya pada wilayah perkotaan berfungsi sebagai salah satu metode pembebasan suatu area dari genangan air, banjir, atau erosi.
“Salahsatu fungsi dari drainase itu mengalirkan air termasuk air hujan ke muara sungai sehingga daerah sekitarnya tidak tergenang,” Lanjut Safari.
Dengan beban kerja tersebut, Safari mengungkapkan bahwa tenaga pembersih drainase saat ini hanya berjumlah 12 orang. “Sebenarnya sangat kurang dan perlu tambahan personil. Tapi saat ini akan kita maksimalkan untuk mengahadapi tantangan keadaan,”
kekurangan tenaga kerja tersebut menjadi salahsatu faktor yang mempengaruhi percepatan pembenahan dan pembersihan cenderung berjalan lebih lambat.
“Salahsatu yang paling sulit dalam pembersihan drainase apabila diatasnya ada trotoar, jadi untuk dibersihkan harus diangkat dulu,” jelasnya.
Meskipun demikian, Safari mengatakan sejak pengalihan tenaga harian lepas (THL) petugas kebersihan drainase dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Paser pada awal mei 2023 lalu. pembenahan drainase lebih mudah karena secara langsung diakomodir oleh DLH.
“Sejak dipindah kami jadi mudah mengontrol pekerjaan dilapangan. Dan pembagian sektor pekerjaan,” Pungkasnya
Mekka/Redaksi
Komentar