oleh

Hadirkan Ketua DPP Da’i Muda, SMPN 2 Paser Belengkong Gelar Semarak Maulid Nabi


Tana Paser, nmcborneo.com – Memperingati kelahiran Rasulullah saw dapat kita saksikan hampir di semua tempat mulai dari desa terpencil sampai perkotaan, ada yang diliput media dan ada juga yang tidak. Bahkan tidak itu saja rangkaian acara yang mengiringi kegiatan perayaan maulid itu pun berbeda beda sesuai konsep yang diusung oleh panitia penyelenggara.


Semarak memperingati maulid Nabi ini juga terekam dilaksanakan oleh dewan guru SMP Negeri SMPN 2 Pasir Belengkong pada Jumat, (13/9/24).
Dalam giat tersebut hadir sebagai pembicara Ustdz Viqqi Razaqtana selaku Ketua Umum DPP Ikatan Dai Muda Indonesia.

banner


Ustadz Viqqi mengajak para siswa agar selalu memiliki rasa kasih sayang sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw. “Sehingga ajaran-ajaran yang di dalam sunnah-sunnah. Kasih sayang sifat yang menjadi amalan yang tercermin oleh Nabi Muhammad Saw. Dengan rasa kasih sayang kepada siapapun akan membuat kita mudah bergaul.” Paparnya.


Dihadapan peserta kegiatan maulid tahun ini, penceramah turut menyampaikan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi semesta, seperti cahaya terang yang menyinari langit malam. “Berbeda dengan wafatnya beliau saw, sejak wafatnya perlahan dunia seakan kehilangan cahaya terangnya. Datangnya menjadi teladan, perginya menghilangan tumpuan.”terang penceramah.


Menurut Guru PAI SMPN 2 Restu Aulia, Pada kegiatan ini para peserta didik di ajarkan untuk bershadaqoh jum’at hasil shodaqoh jumat yang terkumpul lalu dikelolah oleh Pembina keagamaan untuk menyukseskan kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H.


Restu Aulia, yang juga merupakan Pembina keagamaan SMPN 2 Pasir Belengkong ini juga menyampaikan perbandingan generasi 1440 ke belakang dengan generasi 1440 ke atas sampai saat ini di tahun 1446 H.


“Generasi 1440 khususnya sampai saat ini adalah generasi yang benar-benar hidup tanpa ruh Islam. Kehilangan jati diri, dan bahkan terganti dengan tokoh – tokoh imajinatif buah keviralan media.” Ungkap Restu


Menurutnya, kegiatan kajian ke-Islaman perlu kembali dilakukan, apalagi di sekolah sebagai tempat anak-anak berinteraksi dengan lingkungan, tempat penanaman akhlaq terpenting setelah rumah.


“Usia remaja adalah usia genting, dimana mereka mencari jati diri dan menggali potensi – potensi yang ada pada dirinya. Letupan-letupan yang mereka rasakan harus menjadi momentum untuk diarahkan dengan benar sebelum menjadi ledakan yang merugikan diri dan lingkungan. Di fase ini, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.” Lanjutnya.


Momentum peringatan Maulid Nabi menurutnya adalah fase yang tepat untuk anak – anak remaja di fokuskan untuk menggali, mengasah dan menajamkan potensi-potensi dirinya, memperbaiki akhlaqnya, menyalurkan rasa empati pada lingkungannya, dan belajar mencari penghasilan dan mengelola keuangan.
“Semoga kajian seperti ini dirutinkan untuk mengembalikan cahaya yang telah meredup dan mampu mengarahkan mereka pada jati diri mereka yang sebenarnya, seorang muslim yang menjadikan Nabi Muhammad SAW teladan utama.” Harap Restu


Dirinya juga berharap di bulan rabiul awwal ini ummat islam semakin memperbanyak sholawat, sehingga dengan wasilah sholawat ini berbagai hajad dan impian ummat semakin mudah untuk direalisasikan. “Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik, harapannya seluruh peserta dalam kegiatan ini mendapatkan pengalaman berharga yang dapat memberikan pengaruh positif baik dalam mencintai Rasulullah saw maupun dalam hal mempelajari siroh dan sunnahnya lalu kemudian dimudahkan untuk menjalankan sunnah-sunnahnya.” Pungkasnya


Admin/Redaksi

Komentar