Nmcborneo.com, Tana Paser – Wakil Ketua DPRD kabupaten paser Fadli Imawan beserta Rombongan dari Komisi II diantaranya Abdul Azis, Yairus Pawe, Elly Ermayanti, Arlina, Supian dan Sri Nordianti, Kamis (18/3/2021) melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat (Kemenparekraf) di DKI Jakarta dalam rangka membahas tentang pengembangan kepariwisataan di tengah pandemic Covid-19 yang melanda.
Diawal pertemuan Fadli Imawan mengatakan bahwa maksud dan tujuan adalah ingin pariwisata ditempat kami dikembangkan.
“Objek dan potensi wisata ditempat kami di kabupaten Paser cukup menjanjikan apalagi seperti yang kita ketahui dan mungkin bapak sudah pernah mendengarnya bahwa ada salah satu tempat wisata kami yang cukup viral yaitu gunung boga atau gunung embun.”
“Terus terang kami masih belum dapat maksimal dalam mengelola objek wisata kami. Kami ingin Pemerintah Daerah kami memberikan perhatian lebih, tetapi semua masih terkendala dari anggaran kami yang masih belum dapat sepenuhnya mendukung secara optimal sektor pariwisata kami apalagi dimasa pandemic Covid-19 saat seperti ini.”tambahnya
Ia berharap agar pariwisata ditempat itu dapat dikembangan dan didukung oleh Pemerintah Pusat melalui Kemenparekraf dan tentunya juga sektor dari pendapatan secara ekonomi akan dirasakan oleh penduduk setempat. Seperti yang pernah bapak menteri katakan bahwa“Revolusi Sektor Wisata Harus dimulai dari toilet”. Ucap Fadly.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional 2 Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Wawan Gunawan menjelaskan bahwa menyambut baik kedatangan Komisi II DPRD kabupaten paser. Perlu saya jelaskan bahwa dari Pemerintah Pusat mempunyai kebijakan dalam skala prioritas, super prioritas dan prioritas baru.
“Memang kemarin ada arahan khususnya di Kaltim yang akan di jadikan Ibukota Negara (IKN) tentang pengembangan kepariwisataan. Tetapi akibat anggaran kami banyak dialihkan dan difokuskan untuk penanganan Covid-19 sehingga buyarlah keinginan tersebut.”bebernya
Ada 3 konsep yang kami gunakan dalam tatanan baru yaitu Inovasi, adaptasi, kolaborasi.
Kami di Destinasi ini tidak mempunyai kegiatan pembangunan fisik, karena itu merupakan kewenangan PUPR dan instruksi Bapak presiden mengatakan yang menjadi Super Prioritas adalah Bali, tetapi bukan karena Bali yang menjadi Super prioritas terus di anak emaskan lalu tempat Destinasi Wisata daerah lain dilupakan. Tetapi kerena dalam kenyataannya Bali memang merupakan penyumbang PAD terbesar dalam kepariwisataan maka di jadikan super prioritas oleh Presiden.
Mungkin saya bisa menawarkan sedikit solusi seperti yang sudah kami coba dengan menggunakan melalui CSR atau sponsorship untuk pembangunan kepariwisataan dan mungkin kabupaten Paser bisa mencobanya dan fokus ke salah satu destinasi wisata terlebih dahulu. Opsi yang lain juga bisa dicoba di Destinasi Wisata tersebut jika ingin menarik minat pengunjung bisa menonjolkan salah satu yang menjadi kekhasan atau apa ekonomi kreatif yang dapat dimunculkan. Mungkin misalnya dari kulinernya, objek apa yang ditawarkan dan sebagainya. Ciri khasnya tersebut dapat menarik minat pengunjung.
“Wisatawan biasanya mencari yang berbeda dari tempat wisata yang lain.”terang Wawan.
Diakhir pertemuan Fadli Imawan menyimpulkan bahwa banyak hal yang sudah disampaikan tentang bagaimana pentingnya ekonomi kreatif dibangkitkan di daerah tujuan wisata.
Dengan harapan Kemenparekraf ke depannya dapat mensuport dan mendukung Destinasi wisata kami dan setelah ini Kami akan mencoba berkoordinasi dan bersinergi bersama Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata agar supaya program program mereka bisa menjadi perhatian dan menjadi skala prioritas dari Kemenparekraf.” Tutupnya [AR/Redaksi]
Komentar