Tana Paser, Nmcborneo.com – BINSIK Paser kembali menjadi rule model dunia Pendidikan dalam projek penguatan profil Pancasila sebagai perangkat ajar sekaligus sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran di SMPN 5 Tanah Grogot.
Projek penguatan profil pancasila menjadi salah satu fokus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat ini, dalam prosesnya telah ditetapkan 9 tema umum yang terdiri dari 7 tema pilihan dan 2 tema wajib untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta 7 tema pilihan bagi jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut Ketua BINSIK Paser Ahmad Zidan, dengan Profil Pelajar Pancasila diyakini dapat mencapai kemandirian visi pendidikan khususnya di Kabupaten Paser,” jadi ini implementasi dari salah satu tema yang ada, kami hadir untuk melakukan sosialisasi Pengelolaan sampah mandiri kepada generasi Muda yaitu adek-adek di SMPN 5 Tanah Grogot.” Ungkapnya kepada Nmcborneo.com, Sabtu (30/07/22)
Kegiatan ini menurutnya bertujuan untuk meningkatkan rasa peduli kepada para generasi terhadap lingkungan dan mengajarkan mereka untuk bisa mengelola sampah secara mandiri.
BINSIK Paser sendiri telah terbukti mampu menciptakan kultur bagi kemandirian generasi muda untuk Peduli lingkungan dengan membentuk bank sampah yang mandiri sebagai upaya membangun ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang bersih dan hijau sehingga tercipta lingkungan yang sehat.
lebih lanjut Zidan mengatakan bahwa Pemanfaatan teknologi yang maksimal bisa menandakan majunya kualitas SDM generasi muda di Kabupaten Paser. “Maka dari itu, implementasi rekayasa dan teknologi terus didorong agar peserta didik dapat berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi,” tambahnya
Menurutnya, sosiliasi ini juga dalam rangka menumbuhkan jiwa-jiwa kewirausahaan bagi peserta didik, dimana peserta didik nantinya akan mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi dan pengembangan usaha tersebut.
“Serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Contoh kegiatannya adalah peserta didik bisa membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.” Pungkas Zidan (Redaksi)
Komentar