Nmcborneo.com, Tana Paser – Jumlah kasus terinfeksi Covid-19 sedang meningkat di mana-mana, entah apakah ini menjadi indikasi puncak penyebarannya atau bisa jadi masih menuju puncak penyebarannya.
Humas Rumah Sakit Panglima Sebaya (RSPS) dr. Ahmad Hadiwijaya mengungkapkan bahwa saat ini boleh dibilang tingkat kepatuhan masyarakat dan kita semua elemen masyarakat terhadap kepatuhan protokol pencegahan covid -19 masih harus lebih besar lagi.
“Jadi kita tidak bisa mengatakan masyarakat sudah patuh, buktinya saat ini terjadi, sehingga diyakini bahwa tingkat kepatuhan pencegahan covid-19 ada yang bocor,” kata Hadi saat di konfirmasi pada Nmcborneo. Pada Minggu (6/2/2021)
Kebocoran yang dimaksudkan bisa jadi disebabkan masyarakat yang nyaris bosan dengan himbauan demi himbauan, terebih lagi timbulnya aturan terkait pelarangan beraktivitas kemana mana, walaupun pihak tim satgas sudah melaksanakan PPKM yang menyasar tempat kafe kafe dan siring kandilo.
“Virus ini terus bermutasi, ada system penularan yang disebut dengan D614G yang didapat di balikpapan, kemungkinan besar itu juga ada disini,” ungkapnya
Hadi menambahkan bahwa Virus ini lebih cepat dalam proses penularannya, artinya virus ini mempunyai daya tular sangat cepat sekali sehingga mendorong peningkatan yang sangat signifikan dan menyebabkan lonjakan cukup besar dalam penularannya.
Faktor lain menurutnya, penyebaran masih di dominasi adanya klaster klaster keluarga yang diyakini banyak berperan, anggapan faktor kekerabatan atau karena sahabat kita terlihat sehat-sehat saja sehingga kita cendrung longgar dalam menjaga disiplin protokol kesehatan seperti membuka masker saat berkomunikasi tatap muka.
“maka kita harus senantiasa mawas diri karena kita tidak tahu ternyata kita atau teman kita bisa menularkan, itu fungsinya masker dan jaga jarak,” tuturnya
Klaster perkantoran sebelumnya juga menjadi faktor lain sebelum adanya kegiatan work from home (WFH), kebiasaan berkumpul bersama di kantin dan aktifitas kantor yang cendrung mengabaikan protokol kesehatan mengakibatkan beberapa perkantoran juga ada yang terkena covid-19.
Pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh tim satgas dalam menekan dan menyempitkan kegiatan masyarakat dengan berharap tidak ada penularan covid-19, sehingga mereka yang tidak menggunakan masker diberikan sangsi.
“tapi ini harus ditingkatkan jangan hanya terus menerus di area siring dan kafe karena ada banyak tempat tempat yang perlu di ingatkan atau dihimbau seperti di mesjid dan musholla sekiranya tampak jamaah nya tidak menggunakan masker.”
“Peran pemerintah diharapkan mampu memberikan himbauan yang lebih tegas sehingga dapat menekan pelonjakan kasus yang sementara ini sudah mencapai angka 200 bahkan sampai 300,” lanjut Dokter spesialis anak tersebut.
Ia optimis bahwa kasus ini bisa turun asalkan kita semua elemen pemerintah, tokoh agama, masyarakat dan seluruh desa bisa bersama sama sadar melaksanakan protokol kesehatan yang dihimbau oleh pemerintah. [AR/Redaksi]
Komentar